Dalam perjalanan selama seminggu kemarin ke Kota Ambon dan sekitarnya, saya bertemu dengan pribadi yang sangat mengesankan. Beliau saya temui di sebuah kedai kopi yang sangat terkenal di kota Ambon. Sosoknya sederhana, dengan dandanan celana jeans tanggung dan t-shirt, beliau memperkenalkan diri sebagai L, pemilik rumah kopi tersebut. Nama beliau sengaja saya samarkan, karena saya belum mendapatkan ijin dari beliau memuat profilenya di blog saya ini.
Pak L menyebutkan bahwa dia sudah mempunyai lebih dari 3 spot rumah kopi di kota Ambon dan sekitarnya. Ketika ditanyakan resep kopinya, beliau tidak secara jelas menerangkan komposisi kopinya, hanya menyatakan bahwa kopinya seperti kopi di rumah kopi lainnya adalah merupakan campuran dari kopi biji besar (robusta) dan kopi biji kecil (arabica). Sedangkan proporsi campurannya tidak secara eksplisit diungkapkannya. Dengan senyumnya, beliau mengungkapkan bahwa bahan campuran rempahnya lah yang membedakan antara satu rumah kopi dengan rumah kopi lainnya.
Beliau mengungkapkan bahwa biji kopi yang digunakan di rumah kopinya dia pilih sendiri dari Pulau Seram, pulau besar yang berada di utara Pulau Ambon. Kemudian, dalam pengolahannya, beliau sendiri yang melakukan tugas supervisi, dan biji-biji kopi tersebut dimasak dengan cara yang tradisional dengan masih menggunakan bahan bakar berupa kayu; yang merupakan dari jenis yang beliau rahasiakan pula.
Ketika menikmati kopi yang dihidangkan di rumah Kopi yang dimilikinya, rasa nikmat kopi yang tidak terasa asam, bermain di lidah penikmatnya. Kopi di sini lebih nikmat jika diminum dengan tidak terlalu manis, dan didampingi oleh makanan berupa telur ayam rebus setengah matang atau pun roti berisi kaya (selai manis). Seorang rekan saya menyukai kopinya diiringi dengan goreng sukun yang dimakan bersama sambal. Bagi penikmat kopi, kopi hitam dan kopi susu yang dihidangkan di Rumah Kopi ini sangat nikmat untuk diminum di segala waktu, baik pagi, siang atau pun sore hingga malam. Sayang sekali, tidak seperti di Banda Aceh, rumah-rumah kopi di kota Ambon hanya buka hingga pukul 19:30. Setelah waktu tersebut, silakan saja nikmati kopi sachet (pre-mix) di warung-warung nasi kuning, yang tentu saja rasa kopinya sama di mana pun diminumnya.
Oh ya, mengenai pak L, pribadi mengesankan yang saya sebut di awal akan saya ceritakan dalam entri berikutnya. Entri kali ini baru menceritakan profil Kopi dan Rumah Kopi di kota Ambon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar