Ketika hidup sudah tidak lagi senyaman sebelumnya, manusia cenderung mencari sebab menurunnya kualitas hidup. ‘Pencarian’ ini dalam perjalanannya, kemudian menjadi salah satu persoalan yang justru membuat hidup semakin jauh dari nyaman. Masing-masing individu mempunyai alasan tertentu untuk hidup tidak nyaman, dan rasa ketidaknyamanan tersebut dapat saja digolongkan oleh para pakar sesuai dengan kelompok identitas di mana orang tersebut berada.
Ketidaknyamanan dapat digolongkan ke dalam kelompok umur. Ketidaknyamanan anak dalam usia sekolah berbeda dengan ketidaknyamanan orang tuanya. Tentu saja, ketidaknyamanan seorang yang berada dalam usia pensiun, akan berbeda dengan ketidaknyamanan seorang yang berada dalam usia produktif.
Bukan hanya penggolongan usia saja ketidaknyamanan dapat dikelompokan; namun pengelompokan dapat juga didekati dengan profesi. Seorang yang berprofesi sebagai dokter akan mempunyai ketidaknyamanan yang berbeda dengan seorang yang berprofesi sebagai wartawan, dan tentu saja berbeda dengan ketidaknyamanan yang dialami seorang pengacara atau penasehat hukum.
Mungkin masih banyak lagi yang dapat kita lakukan dalam pengelompokan ketidaknyamanan tersebut, namun hal tersebut justru menempatkan ‘ketidaknyamanan’ ke tempat nyaman dalam mengganggu kehidupan manusia.
Penyakit Psikosomatis
Keadaan stress atau depresi sering kali menyebabkan atau menimbulkan gejala sakit fisik, yang disebut oleh para ahli sebagai penyakit psikosomatis. Tidak semua penyakit fisik disebabkan oleh faktor kuman/virus/bakteri yang berpengaruh kepada sistem imunitas seorang penderita. Demikian juga halnya, bahwa tidak semua penyakit fisik, disebabkan oleh gangguan fungsi organ vital di dalam tubuh.
Banyak sekali penyakit fisik yang disebabkan oleh Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh seseorang. Sebagai contoh adalah sariawan. Penyakit ini seringkali timbul pada seseorang, bukan disebabkan oleh kurangnya vitamin C, seperti yang diajarkan oleh guru kita di tingkat sekolah dasar. Penyakit sariawan, seringkali disebabkan oleh tekanan pada seseorang yang mengakibatkan orang tersebut tidak dapat menyampaikan pikirannya, atau pun pendapatnya. Tekanan tersebut menyebabkan hormon-hormon di dalam tubuh merespon dengan menumbuhkan sariawan.
Penyakit lain yang sering ditimbulkan oleh tekanan/stress/ketidaknyamanan adalah vertigo atau gangguan keseimbangan. Kebutuhan fisik yang terpenuhi, tidak diimbangi dengan terpenuhinya kebutuhan batin atau mental atau pun spiritual, akibatnya terjadi ketidak seimbangan dalam kehidupan mentalnya, yang kemudian diwujudkan oleh fisik berupa gangguan keseimbangan fisik. Contohnya adalah seorang istri yang telah bekerja keras mengurus rumah tangga, namun tidak mendapatkan cukup penghargaan bahkan pengakuan dari suaminya, sering menderita penyakit gangguan keseimbangan ini.
Masih banyak lagi contoh yang bisa dikemukakan terkait penyakit psikosomatis tersebut, yang selain disebabkan oleh ketidaknyamanan, dapat juga disebabkan oleh pengalaman traumatis di masa silam. Namun inti dari penyakit psikosomatis tersebut adalah adanya sumber penyakit di dalam diri kita, yang bersumber dari pikiran kita sendiri.
Mengapa Ketidaknyamanan?
Saya ingin menyebut setiap hal yang dirasakan kurang sesuai atau pun tidak pada tempatnya yang dirasakan seorang individu, sehingga menimbulkan hambatan tertentu sebagai Ketidaknyamanan. Kebanyakan orang menyebutnya dengan stress atau bahkan dengan istilah lainnya, seperti depresi, yang terdengar ilmiah, namun maknanya terlanjur lebih berat dari seharusnya.
Kata stress dan depresi adalah kata positif yang hampir selalu dikaitkan dengan hal negatif. Para pakar psikologi mempunyai cara pengukuran tertentu untuk mengetahui tingkat stress seseorang. Jikalau stress tersebut sudah mencapai tingkatan yang lebih tinggi, mereka menyebutnya sebagai depresi.
Saya bukanlah seorang pakar ilmu psikologi atau pun psikiatri, maka saya tidak ingin menggunakan istilah tersebut, karena saya tidak mempunyai referensi yang cukup untuk mendefinisikan stress dan juga depresi. Kemudian, saya adalah seorang yang senang dengan ‘ilmu’ berpikir positif dan afirmasi positif, sehingga saya lebih suka menggunakan kata ‘Ketidaknyamanan’. Para ahli Neuro-Linguistic Programming dan juga ahli teknologi pikiran (Mind Technology) bersepakat bahwa untuk pemrograman pikiran, sangat dianjurkan untuk tidak menggunakan kata negatif; karena pikiran dan otak manusia tidak mengenali kata-kata negatif tersebut. Jikalau perintah ‘tidak nakal’ selalu ditanamkan ke dalam pikiran anak kecil, maka dapat dipastikan anak tersebut menjadi nakal, karena pikirannya akan mencari arti kata nakal tersebut, dan mengkaitkannya dengan perilakunya.
Tertunduk pada hipotesa penggunaan kata negatif, saya memilih menggunakan kata ‘Ketidaknyamanan’ untuk menggambarkan hal-hal yang kurang atau tidak sesuai atau pun hal-hal yang tidak pada tempatnya, yang dapat menimbulkan hambatan tertentu pada manusia untuk mencapai suatu tujuan. Harapan saya, jikalau kita gagal menyelesaikan ‘Ketidaknyamanan’ tersebut, setidaknya pikiran kita akan berusaha mencari arti kata Nyaman dan mengkaitkannya dengan perilaku kita. Sounds like a win-win solution, right?
Pendekatan Penyelesaian
Saya ingin membantu siapa pun yang mengalami Ketidaknyamanan dalam hal apa pun, untuk bersama-sama menyelesaikannya. Sebagai sesama manusia, saya tidak mengatakan bahwa saya adalah seorang ahli menyelesaikan masalah, namun kita memiliki kesamaan dalam hidup ini, yakni sesama musafir kehidupan.
Pendekatan yang bisa saya lakukan adalah dengan berbagi, dan kemudian bersama-sama merumuskan jurus atau pun formula yang akan menjadi jalan penyelesaian masalah atau pun Ketidaknyamanan yang dihadapi. Saya tidak menyebut diri saya sebagai terapis, namun sebagai teman berbagi. Anda yang menghadapi Ketidaknyamanan, dapat berbagi melalui email, yang saya usahakan untuk saya balas dan tanggapi. Jika memang dari email tersebut, menghasilkan hasil positif kepada anda, maka itu sudah cukup bagi kami.
Penggunaan Ilmu Pengetahuan
Untuk menanggapi dan berusaha menyelesaikan Ketidaknyamanan yang anda alami, saya menggunakan ilmu teknologi pikiran yang saya miliki. Saya menekuni ilmu tersebut sudah hampir 8 tahun, namun karena keterbatasan yang saya miliki, maka saya tidak mempunyai ijazah atau pun sertifikat resmi yang mengesahkan ilmu tersebut. Ilmu yang saya miliki kebanyakan berasal dari Pelatihan-pelatihan dan Lokakarya-lokakarya, seperti ‘pikiran alpha’, hipnosis dan banyak lagi macamnya.
Di samping ilmu tersebut, saya membekali diri saya dengan ilmu agama yang cukup. Meskipun demikian, saya tidak membatasi ‘sahabat’ saya harus berasal dari agama yang saya anut, karena saya percaya universalitas agama yang saya dalami tersebut, sehingga ilmunya akan juga bersifat universal.
Sebagai seorang sahabat, saya tentu saja tidak dapat membatasi Ketidaknyamanan yang dihadapi oleh anda, namun saya merasa bahwa saya dapat berbagi terutama dalam Mengapresiasi (menghargai dan menanggapi) orang sakit (anggota keluarga). Banyak pengalaman yang telah saya lalui dalam menangani, menanggapi, menindaklanjuti, bahkan mengasuh orang yang sakit. Kiranya pengalaman tersebut dapat saya bagi, sehingga sahabat saya dapat bersikap lebih baik dalam sakitnya ataupun menyikapi penyakit yang diderita anggota keluarganya. Dengan izin Tuhan, saya berniat meringankan Ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh sakit atau pun penyakit yang diderita oleh sahabat atau orang lain yang dipedulikannya.
Cara berbagi
Karena kesibukan saya, saya akan menyempatkan diri untuk menjawab ‘Ketidaknyamanan’ yang sudah dengan rela dibagi kepada saya oleh Sahabat saya. Namun, waktu yang bisa saya sisihkan hanyalah di waktu malam, karena saya harus tetap bekerja di pagi dan siang hari. Karena keterbatasan waktu berbagi, maka saya pun harus tahu diri untuk membatasi diri, hanya menerima ‘bagian’ yang memang saya berkemampuan untuk memberi masukan bagi penyelesaiannya.
Ada beberapa catatan yang perlu kami sampaikan kepada anda, calon sahabat kami, bahwa:
- Kami bukan paranormal atau pun psychic healer (penyembuh dengan kemampuan supranatural), maka kami menghindarkan diri kami dari usaha-usaha menerawang secara jarak jauh.
- Kami bukan terapis yang melakukan terapi penyembuhan, dengan metode penyembuhan apa pun. Yang dapat kami lakukan adalah berusaha merubah ketidaknyamanan saudara menjadi kenyamanan dalam menyikapi sakit atau penyakit yang diderita oleh saudara atau orang yang anda perduli. Dengan demikian, kami tidak melakukan diagnosa apa pun.